THE LIFE OF
HORNEY (1885-1952)
A Search For Love
Karen Danielson dilahirkan 15 September 1885 di sebuah desa kecil tidak jauh dari Hamburg, Jerman. Dia adalah anak kedua
dan waktu masih kecil dia iri dengan abang tertuanya yang berusia 4 tahun lebih
tua dari Horney, Berndt. Abangnya menarik dan ganteng, anak sulung yang dipuja,
tapi Horney lebih pintar dan lebih ceria. Horney juga iri dengan abangnya
karena dia adalah laki-laki dan perempuan dianggap rendah. “Saya tahu bahwa
sebagai seorang anak saya ingin menjadi laki-laki dalam waktu yang lama,
sehingga saya iri pada Berndt karena dia bisa berdiri dekat pohon dan buang air
kecil. Akan tetapi kapten tua ini telah menikah sebelumnya dan mempunyai 4
orang anak, yang sebagian besar sudah dewasa pada saat Horney dilahirkan.
Saat dia dilahirkan, ayahnya yang berumur 50 tahun adalah seorang kapten
kapal dengan berlatar belakang Norwegia, sedangkan ibunya berumur 33 tahun.
Ayah Horney adalah seorang yang taat beragama, bersifat menguasai, angkuh, dan
muram, sementara ibunya adalah seorang yang menarik, periang, dan berpikiran
bebas (tidak mengikuti ajaran agama). Ayahnya menghabiskan waktu di laut, tapi
waktu di rumah, sifat ayah dan ibunya yang berbeda sering menimbulkan
pertengkaran. Ibu Karen tidak merahasiakan keinginannya untuk melihat ayahnya
meninggal. Dia memberitahu Karen bahwa dia menikah bukan karena cinta tapi
karena takut menjadi perawan tua. Keluarga Danielsen adalah sebuah keluarga
yang tidak bahagia, sebagian dipicu oleh perbuatan saudara tiri Karen yang
membuat ayah mereka membenci istri keduanya. Karen merasakan permusuhan yang
besar terhadap ayahnya yang keras dan taat beragama, dan menganggap sang ayah
sebagai seorang munafik yang taat. Akan tetapi, ia mengidolakan ibunya yang
selalu mendukung dan menjaganya dari ayahnya yang keras. Walaupun demikian,
Karen bukanlah seoarang anak yang bahagia. Ia membenci perlakuan pilih kasih
yang diberikan kepada kakak laki-lakinya, dan selain itu ia khawatir dengan
kebencian dan pertengkaran antara kedua orangtuanya.
Kita bisa melihat akar teori kepribadian Horney dari pengalaman masa
kecilnya. Selama masa anak-anak dan remajanya dia ragu apakah orangtuanya,
khusunya ayahnya, menginginkannya. Dia percaya mereka lebih menyayangi Berndt
daripada dia. Pada usia 16 tahun, dia menulis diarynya, “kenapa semua hal yang
indah diberikan pada saya, tapi bukan hal yang terpenting, bukan kasih sayang!
Saya punya hati jadi saya membutuhkan kasih sayang”. Walaupun Horney depresi
menginginkan kasih sayang dan perhatian ayahnya. Dia ingat mata yang menakutkan
dan tajam, sifat banyak menuntut, dia merasa diremehkan dan ditolak karena
ayahnya melontarkan komentar yang meremehkan mengenai penampilan dan
kecerdasannya. “Harus menjadi orang yang hebat untuk bisa disayangi dan
dihargai ayah”, dia tulis.
Untuk mempertahankan kasih sayang ibunya, sampai usia 8 tahun menjadi
seoarang anak yang patuh dan selalu mengalah. Walaupun dia berusaha, dia tidak
percaya dia akan mendapatkan cukup kasih sayang dan rasa aman. Pengorbanan
dirinya dan perilaku yang baik tidak berhasil, sehingga dia merubah taktiknya
dan menjadi ambisius dan suka melawan. Horney memutuskan bahwa jika dia tidak
mendapatkan kasih sayang dan rasa aman, dia akan membalas dendam atas perasaan
yang tidak menarik dan ketidakmapuan dia. “Jika saya tidak cantik, saya
memutuskan akan menjadi pintar”. Teori kepribadian Horney menjelaskan bagaimana
rasa cinta yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak mendorong berkembangnya
kecemasan dan permusuhan dasar.
Ketika dewasa dia menyadari seberapa besar permusuhan yang dia kembangkan
sejak kecil. Teori kepribadiannya menggambarkan bagaimana kekurangan kasih
sayang pada masa anak-anak mendorong kecemasan dan permusuhan. Saat usia 14
tahun, dia berkembang menjadi remaja yang naksir pada seorang guru pria dan
menulis diary nya tentang gurunya tersebut. Tahun berikutnya, dia bertemu pria
yang dia sebut sebagai cinta pertamanya. Tapi hubungannya berakhir hanya 2
hari. Pria lainnya datang ke kehidupannya.
Marriage and Career
Walaupun pencarian kasih sayang dan rasa aman Horney sering mengalami
hambatan, pencarian karirnya berjalan lurus dan berhasil. Pada usia 12 tahun,
dia memutuskan, setelah dirawat dengan baik oleh dokter (physician), untuk
menjadi dokter tapi pada saat itu tidak ada satupun universitas di Jerman yang
menerima perempuan. Pada saat ia berusia 16 tahun, situasi telah berubah
sehingga Horney-dengan keberatan dari sang ayah yang menginginkan ia tinggal di
rumah dan mengurus rumah tangga-memasuki Gymnasium, sebuah sekolah yang akan
berlanjut ke universitas dan kemudian ke sekolah kedokteran. Sendiri untuk
pertama kalinya, Karen kemudian tetap mandiri selama hidupnya. Pada tahun 1906,
dia masuk ke University of Freiburg medical school.
Pada tahun 1906, ia memulai studinya di University of Freiburg dan ia
menjadi salah satu wanita pertama di Jerman yang belajar mengenai obat-obatan.
Disana, ia bertemu dengan Oskar Horney, seorang mahasiswa ilmu politik.
Hubungan mereka berawal dari pertemanan, tetapi lama-kelamaan berkembang
menjadi sebuah hubungan romantis. Setelah pernikahan mereka di tahun 1909,
pasangan ini menetap di Berlin, dimana Oskar yang telah memilki gelar Ph.D.,
bekerja di sebuah perusahaan batubara dan Karen menerima gelarnya dari
University of Berlin tahun 1913.
Tahun-tahun awal pernikahan Horney diisi dengan terjadinya banyak peristiwa
personal yang menyita perhatiannya. Ayah dan ibunya, yang telah berpisah,
meninggal dunia dalam waktu yang hanya berselang satu tahun; Horney melahirkan
tiga anak perempuan dalam jangka waktu 5 tahun; 5 tahun melakukan psikoanalisis
dan dalam pencariannya akan laki-laki yang tepat, Horney terlibat dalam
beberapa pengaruh asmara.
Karen Danielson Horney juga
dapat dikelompokkan sebagai orang yang keluar dari sudut pandang Freudian
ortodoks. Horney awalnya berbeda pendapat dengan doktrin Freud dalam hal
peran psikologis wanita. Sebagai seorang feminis, dia menentang psikoanalisis
yang lebih berfokus pada perkembangan pria daripada wanita. Dia juga melawan
anggapan Freud bahwa wanita dikendalikan oleh penis envy, Horney
berpendapat bahwa pria cemburu pada wanita karena kemampuan mereka untuk
mengandung dan melahirkan anak. Dia mengatakan “Saya tahu banyak pria
dengan womb envy (cemburu kandungan) sebagaimana wanita
dengan penis envy (cemburu penis)”. Freud berpendapat penis
envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu karena peran
kelaminnya lebih rendah dari laki-laki, sedang Horney dan Adler berpendapat
bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang menginginkan
persamaan status dan kekuasaan seperti pria.
Horney memulai karirnya dengan menekankan bahwa pekerjaannya adalah
perluasan dari teori Freud. Dalam makalahnya dia menulis, “saya tidak ingin
membangun sekolah baru tapi membangun yayasan yang telah dibangun Freud”.
Dengan berjalannya waktu Horney menyelesaikan teorinya, dia mengkritik Freud
yang begitu luas/umum sehingga dia membangun sekolah baru. Sekolah tersebut
merupakan pendekatan psikoanalisis baru yang memiliki banyak kesamaan dengan
pandangan Freud.
Pandangan Horney mengenai kepribadian merupakan refleksi dari
pengalaman-pengalaman hidupnya. Bernard Paris (1994) menulis bahwa
“pemikiran-pemikiran Horney diperoleh dari usaha-usahanya untuk mengatasi
penderitaan batinnya dan penderitaan pasien-pasiennya. Apabila penderitaan yang
ia alami tidak kuat, maka pemikiran-pemikirannya akan menjadi kurang mendalam.
Teori Horney dipengaruhi oleh jenis kelaminya, pengalaman pribadinya dan
oleh pengaruh sosial serta kultural yang berbeda dari hal-hal yang mempengaruhi
Freud. Horney merumuskan teorinya di United States. Horney menemukan bahwa
pasien di Amerika berbeda dengan pasien di Jerman, baik dalam hal neurosa
maupun kepribadian yang normal, di mana perbedaan keadaan sosial mungkin cukup
menjadi alasan bagi terjadinya perbedaan kepribadian. Oleh karenanya dia
berpendapat bahwa kepribadian tidak semata-mata dipengaruhi oleh keadaan biologis
saja, sebagaimana dikemukakan oleh Freud. Karena jika pendapat Freud benar,
maka kita tidak akan melihat perbedaan besar dalam kepribadian seseorang dari
satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.
Oleh karena itu, Horney, seperti Alfred Adler, yang lebih menekankan
hubungan sosial daripada dorongan psikologis sebagai faktor yang sangat penting
dalam pembentukan kepribadian. Dia menolak anggapan bahwa sex adalah faktor
yang menentukan, sebagaimana dinyatakan oleh Freud, dan dia juga mengambil isu
dengan konsep-konsep Freud tentang Oedipus complex, libido, dan struktur
kepribadian. Bagi Horney, kepribadian orang termotivasi tidak hanya karena sex
atau dorongan agresif tapi juga karena kebutuhan rasa aman dan kasih sayang.
Psychoanalysis and Compensation
Ketika Horney merasa depresi dan masalah emosionalnya tidak juga hilang,
Ia memutuskan untuk pergi menjalani terapi psikoanalisis yang ditangani oleh
Karl Abraham (pengikut setia Freud). Tetapi proses analisis itu tidak sukses.
“Tidakkah aku akan sembuh, benar-benar sembuh? Aku mulai putus asa”. Horney
memutuskan bahwa psikoanalisis Freudian hanya sedikit membantu baginya.
Selama melakukan self-analysis nya, Horney sangat terpengaruh oleh gagasan
Adler mengenai kompensasi akan perasaan inferiority. Dia sangat sensitif
terhadap komentar Adler yang menyatakan bahwa fisik yang tidak menarik itu
disebabkan oleh inferiority feelings. Dia menyimpulkan bahwa Ia “butuh
untuk merasa superior karena Ia tidak cantik dan perasaan rendah diri sebagai
wanita, yang menyebabkannya protes terhadap maskulinitas” secara unggul di
daerah yang didominasi laki-laki, seperti di Ilmu Kedokteran saat itu. Horney
percaya bahwa dengan belajar kedokteran, dan dengan perilaku seksual yang tidak
baik, dia bertindak lebih seperti laki-laki.
Pencarian Horney terhadap cinta dan rasa aman terus berlanjut ketika ia
beremigrasi ke Amerika Serikat. Selama masa ini, hubungan cintanya yang paling
intense adalah dengan seorang analyst bernama Erich Fromm. Ketika hubungan itu
berakhir setelah 20 tahun, Horney sangat terluka. Meskipun Fromm15 tahun lebih
muda, dia mungkin melihat Fromm sebagai sosok seorang ayah.
Satu hal yang menyebabkan mereka putus yaitu Horney membujuk Fromm untuk
menganalisis anak perempuannya Marriane. Fromm membantu Marriane memahami
masalahnya dengan ibunya, memberikan Marriane kepercayaan diri untuk menentang
Horney untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Dari 1932 hingga 1952, Horney menjabat di faculty of psychoanalytic
institute di Chicago dan New York. Dia adalah penemu Association for the
Advancement of Psychoanalysis and the American Institute for Psychoanalysis.
Pada tahun 1941, Ia memulai American Journal of Psychoanalysis. Selama beberapa
tahun Horney adalah dosen, penulis, dan terapis yang terkenal.
SUMBER :
Schultz dan
Schultz. 1993. Theories of Personality
Tidak ada komentar:
Posting Komentar