Andragogi berasal
dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr, yang berarti
orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina. Istilah lain
yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang
ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogus" artinya
membimbing atau memimpin. Dengan demikian secara harfiah "pedagogi"
berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Karena pengertian pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau
mengajar anak maka apabila menggunakan istilah pedagogi untuk kegiatan
pendidikan atau pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak tepat, karena
mengandung makna yang bertentangan. Banyak praktik proses belajar dalam suatu
pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa, yang seharusnya bersifat
andragogis, dilakukan dengan cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini
prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat
diberlakukan bagi kegiatan pelatihan bagi orang dewasa.
Karakteristik POD :
a. Orang dewasa telah memilikilebih banyak
pengalaman hidup
b. Orang dewasa telah memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar
c. Orang dewasa telah memiliki banyak peranan dan
tanggung jawab
d. Kurang percaya pada kemampuan diri untuk belajar
kembali
e. Orang dewasa lebih beragam daripada pemuda
f. Orang dewasa lebih memaknai belajar proses
belajarnya
Tujuan
POD :
Menurut
Houle (dalam Yusnaidi), POD memiliki 5 orientasi, yaitu :
· Memusatkan
pada tujuan
· Memenuhi
kebutuhan dan minat
· Menyerupai sekolah
· Menguatkan kepemimpinan
· Mengembangkan lembaga POD
· Meningkatkan informasi
· Menyerupai sekolah
· Menguatkan kepemimpinan
· Mengembangkan lembaga POD
· Meningkatkan informasi
Sedangkan menurut Bergevin, yaitu :
· Membangun
pelajar mencapai suatu tingkat kebahagiaan dan makna dalam kehidupan
· Membantu pelajar memahami diri sendiri, bakat dan keterbatasannya serta hubungan dengan orang lain
· Membantu orang dewasa mengenali dan memahami kebutuhan belajar seumur hidup
· Memberi kondisi dan kesempatan
· Memberikan jika dibutuhkan
· Membantu pelajar memahami diri sendiri, bakat dan keterbatasannya serta hubungan dengan orang lain
· Membantu orang dewasa mengenali dan memahami kebutuhan belajar seumur hidup
· Memberi kondisi dan kesempatan
· Memberikan jika dibutuhkan
Dengan demikian maka kalau ditarik
pengertiannya sejalan dengan pedagogi, maka andragogi secara harfiah dapat
diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun karena orang
dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya
sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar
adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri
dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner
Centered Training/Teaching).
Perbedaan pedagogi dan andargogi sebagai
berikut:
No
|
Asumsi
|
Pedagogik
|
Andragogi
|
1
|
Konsep tentang diri peserta didik
|
Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat tergantung.
Masyarakat mengharapkan para guru bertanggung jawab sepenuhnya untuk
menentukan apa yang harus dipelajari, kapan,
bagaimanacara mempelajarinya, dan apa hasil yang
diharapkan setelah selesai
|
Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu proses pendewasaan,
seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki
kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu memiliki irama yang
berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan
para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara kelangsungan
perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih
memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat
tergantung.
|
2
|
Fungsi Pengalaman peserta didik
|
Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya,
mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan penglaman yang
sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari
gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau alat-alat audio visual
dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya, teknik utama dalam
pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan
penyajian melalui alat pandang dengar.
|
Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat
semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman yang kemudian akan
merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri mau pun
bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti dengan lebih baik
tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh secara pasif, oleh
karena itu teknik penyampaian yang utama adalah eksperimen,
percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah, latihan
simulasi, dan praktek lapangan.
|
3
|
Kesiapan belajar
|
Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat,
dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya
perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap siap untuk mempelajari
hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan
dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama
bagi semua orang.
|
Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia merasakan perlunya
melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu itu ia dapat
memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan
baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat
serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui.
Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan
mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan
kesiapan peserta didik.
|
4
|
Orientasi belajar
|
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian
ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan
bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai
dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu
tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan
demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun
berdasarkan keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan.
|
Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses
peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang
maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan
yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau
lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar
harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian
orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara
menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang
bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.
|
Keunggulan dan Kelemahan Teori Belajar
Andragogi
Kegiatan pendidikan baik melalui jalur
sekolah ataupun luar sekolah memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam.
Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal
sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling
tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan
pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha
pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian
cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep
teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Andragogy memiliki kelemahan, salah
satunya adalah bahwa bagaimana mungkin seorang siswa yang tidak terlalu
memahami tentang luasnya ilmu kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka
sukai? Seolah sistem Andragogy hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan
siswanya saja dan melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah pendidikan itu
dilakukan? Dan bagaimana pula bisa dilakukan -penjagaan terhadap ilmu-ilmu yang
sudah ada? jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa, tentu saja satu
waktu ilmu tersebut akan hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada
persyaratan kemampuan yang memang mesti dimiliki seandainya siswa mau belajar
ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata pelaharan
Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian, jumlah, kurang
bagi, dll.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar