ASUMSI
DASAR
Tiga asumsi yang mendukung teori
kognitif-sosial Bandura adalah :
a. Proses belajar membutuhkan pemrosesan
kognitif dan keterampilan pengambilan keputusan dari si pemelajar.
Dimana pemelajar mengabstraksi informasi
dari pengamatan perilaku orang lain dan membuat keputusan tentang perilaku yang
akan dilakukan.
b. Belajar adalah tiga cara relasi yang saling
terkait yang terdiri dari lingkungan, faktor personal, dan perilaku.
Dimana kejadian yang diamati (lingkungan)
dan cara pengamat memahami dan menilai (faktor personal) kejaidna tersebut akan
mengintervensi perilaku seseorang.
c. Belajar adalah akuisisi representasi
simbolis dalam bentuk kode verbal atau visual.
Dimana hal tersebut akan berperan sebagai
pedoman untuk perilaku di masa depan. Contohnya, anak yang melihat akan yang
lebih tua berkelahi di masa ospek. Kekaguman dari teman-teman sekelasnya
mungkin menyebabkan si pengamat menyimpulkan bahwa berkelahi dalam situasi
tersebut merupakan hal yang dapat diterima dan mendapat imblan. Anak kecil tersebut
akan meningkatkan tendensi untuk melakukan perilaku tersebut di waktu yang akan
datang.
KOMPONEN
BELAJAR
a. Model kelakuan
Dua macam model utama adalah
model nyata dan model simbolik.
- Model nyata antara lain adalah anggota keluarga, kawan, rekan ketja, dan orang lain yang berhubungan langsung dengan individu.
- Model simbolik adalah gambaran representasi perilaku, seperti televisi dna film yang menggambarkan lingkungan dan situasi dimana anak, remaja, atau orang dewasa tidak berhubungan langsung dengan situasi itu.
b. Konsekuensi dari perilaku yang dicontohkan
Tiga jenis konsekuensi yang memengaruhi
perilaku adalah :
- Konsekuensi yang mewakili (vicarious reinforcement, seolah-olah dirasakan sendiri oleh pengamat). Misalnya guru memuji anak yang berbagi krayon dengan teman semejanya, dan anak yang melihat situasi ini merasakan perasaan positif.
- Konsekuensi langsung, adalah hasil langsung yang dimunculkan oleh perilaku imitiatif selanjutnya dari pengamat. Misalnya guru memuji anak yang mengamati tindakan berbagi krayon dan berbagi pensil dengan teman lain.
- Konsekuensi yang diatur sendiri oleh pengamat untuk perilaku imitiatifnya.
c. Proses internal pemelajar
Pemrosesan kognitif terhadap peristiwa dan
konsekuensi potensial menjadi pedoman perilaku pemelajar. Misalnya pengetahuan
tentang kemungkinan rugi juka tidak punya asuransi menjadi stimulus yang
mendorong seseorang untuk membeli asuransi perlindungan rumah.
d. Keyakinan akan ketangguhan diri (self
efficacy) dari si pemelajar
Ketangguhan diri (self efficacy) adalah keyakinna
seseorang pada kemampuannya umtuk mengorganisasikan dan melaksanaka tindakan
yang diperlukan untuk mendapatkan capaian tertentu. Sumber self efficacy: (a) Pengalaman
penguasaan, pengalaman keberhasilan sebelumya akan menaikkan self efficacy, sedangkan kegagalan yang
berulang akan menurunkan self efficacy. (b) Pengalaman pengganti, mengamati
kesuksesan orang lain dianggap sama dengan si pengamat. (c) Persuasi verbal, persuasi dapat membantu menghadapi keraguan
seseorang. (d) Keadaan fisiologis dan
emosional, seperti reaksi stress dan ketegangan. Seseorang cenderung
menginterpretasikan reaksi fisiologis negatif, seperti ketegangan, sebagai
indikator untuk menghasilkan kinerja yang buruk.
Dari teori kognitif-sosial
Bandura diatas, saya memiliki pengalaman pribadi mengenai self efficacy, dimana saat saya mengikuti seleksi masuk Perguruan
Tinggi sekitar dua tahun yang lalu. Pada awalnya saya tidak lulus dalam SNMPTN
Undangan, tapi teman-teman dekat saya lulus ke jurusan yang mereka inginkan. Walaupun
pada awalnya saya merasa kecewa, tapi saya berusaha meningkatkan self-efficacy saya dengan melakukan pengalaman pengganti, yaitu melihat
kelulusan teman saya tersebut sebagai kelulusan saya juga, apalagi teman saya
itu memiliki kemampuan yang hampir sama dengan saya. Dan saya mengatakan pada
diri saya sendiri bahwa “kalau mereka bisa, saya juga pasti bisa”. Ditambah lagi
saya mendapatkan sumber self efficacy lain,
yaitu persuasi verbal dari orangtua
saya yang mengatakan bahwa saya pasti bisa lulus SNMPTN Tulis. Sehingga sumber-sumber
self efficacy diatas membuat saya
yakin dengan kemampuan saya untuk mecapai apa yang saya inginkan pada saat itu.
Sumber
:
Gtedler, Margaret. E., 2011., Learning and
instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar