Welcome Comments Pictures

Jumat, 11 Oktober 2013

Perkembangan Kognitif Piaget

   
   A. Asumsi Dasar
Asumsi dasar teori ini adalah konsepsi Piaget tentang hakikat konstruktivis dari kecerdasan dan faktor-faktor esensial dalam perkembangan kognitif.

    a. Pendapat Konstruktivis tentang Kecerdasan
Pengetahuan adalah proses mengetahui melalui interaksi dengan lingkungan, dan kecerdasan adalah sistem terorganisasi yang membentuk struktur yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

    b.  Faktor-Faktor Esensial dalam Perkembangan Kognitif
Ada empat faktor yng diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk pemikiran ke bentuk yang lain, yaitu lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan penyeimbangan (equilibration).

    B. Proses Kognitif
Anak-anak menggunakan skema dalam memahami dunia mereka, dimana schema (skema) adalah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses cara anak menggunakan skema mereka : asimilasi dan akomodasi.
(a). Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Misalnya, anak berumur delapan tahun diberi palu dan paku untuk menggantung sebuah gambar di dinding. Dia belum pernah menggunakan palu, tetapi dengan mengamati cara orang lain menggunakan palu maka dia mengetahui bahwa palu adalah benda yang harus di pegang di bagian gagang bawah, dan diayunkan untuk memukul paku, dan biasanya dipikulkan berkali-kali ke paku tersebut.
(b). Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru. Misalnya, masih berhubungan dengan asimilasi tadi. Palu tersebut kan berat, sehingga dia memegangnya di bagian atas. Dia memukul terlalu keras sehingga pakunya bengkok, dan karenanya dia harus menyesuaikan tekanan pukulannya. Penyesuaian ini mencerminkan kemampuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia.

   C.  Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget



Piaget menyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan, yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal.

(a). Tahap Sensorimotor (dari kelahiran – 2 tahun)
Pada tahap ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman indera (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan (otot) mereka (menggapai, menyentuh)-oleh karena itu disebut sebagai sensorimotor.
Pencapaian kognitif yang penting di usia bayi adalah object permanance, yaitu pemahaman bahwa objek dan kejadian terus eksis bahkan ketika objek dan kejadian itu tidak dapat dilihat, didengar, atau disentuh. Menjelang akhir priode sensorimotor, anak bisa membedakan antara dan dirinya dunia di sekitarnya dan menyadari bahwa objek tetap ada dari waktu ke waktu.

(b). Tahap Pra-operasional (usia 2 – 7 tahun)
Pada tahap ini, anak lebih egosentris dan intuitif. Pemikiran pra-operasional di bagi menjadi 2 subtahap : fungsi simbolis dan pemikiran intuitif.
a.   Subtahap fungsi simbolis (usia 2 – 4 tahun).
Pada tahap ini, penggunaan bahasa mulai berkembang dan kemunculan sikap bermain adalah contoh lain dari peningkatan pemikiran simbolis. Anak kecil mulai mencoret-coret gambar orang, rumah, mobil, awan, dan benda lainnya. pemikiran pra-operasional masih mengandung dua keterbatasan : egosentris dan animisme. Egosentris adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif sendiri dengan perspektif orang lain. Contoh :
      Ayah  : Mary, ibu ada di rumah?
    Mary  : (diam tetapi menganggukan kepala)
      Ayah  : Mary, apa ayah bisa bicara dengan ibu?
      Mary  : (mengangguk lagi tetapi tetap diam)
Jawaban Mary bersifat egosentris karena dia tidak mempertimbangkan perspektif ayahnya; dia tidak menyadari bahwa ayahnya tidak dapat melihat dirinya menganggukkan kepalanya.
Animisme adalah kepercayaan bahwa objek tak bernyawa punya kualitas “kehidupan” dan bisa bergerak. Contoh : “pohon itu mendorong daun dan membuatnya gugur” atau “ trotoar itu mmebuat ku terjatuh”.
b.  Subtahap pemikiran intuitif (usia 4 – 7 tahun).
Disebut tahap pemikiran intuitif karena mereka mengatakan bahwa mereka tahu sesuatu tetapi mereka mengetahui tanpa menggunakan pemikiran rasional. Tahap pra-oprasional ini menunjukkan karaktersitik pemikiran yang disebut centration yaitu pemokusan (pemusatan) perhatian pada satu karakteristik dengan mengabaikan karaktersitik lainnya. centration tampak jelas dalam kurangnya conservation  dari anak, yaitu ide bahwa beberapa karaktersitik dari objek itu tetap sama meski objek itu berubah penampilannya. Contoh : orang dewasa tahu bahwa volume air akan tetap sama meski dia dimasukkan ke dalam wadah yang bentuknya berlainan. Tetapi, bagi anak kecil tidak demikian. Menurut Piaget, anak pada tahap pra-operasional  juga tidak bisa melakukan apa yang disebut operation (operasi) yaitu representasi mental yang dapat di balik (reversible). Contoh : seorang anak kecil mungkin tahu bahwa 4 + 2 = 6, tetapi tidka tahu kebalikannya, yaitu 6 – 2 = 4 adalah benar.

            (c). Tahap Operasional Konkret (usia 7 – 11 tahun)
Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. Penalaran logika matematika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Pada tahap ini, anak secara mental bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya bisa mereka lakukan secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret ini. Misalnya, ada dua lempung berbentuk bola dengan ukuran sama. Kemudian bola lempung tersebut duabh menjadi bentuk panjang dan ramping. Anak itu ditanya lempung mana yang lebih banyak, yang berbentuk bola atau yang panjang. Jika anak itu berusia 7 atau 8 tahun, besar kemungkinan mereka akan menjawab bahwa jumlah lempung dlaam kedua bentuk tersebut adalah sama.
Tahap ini juga ditandai dengan seriation yaitu operasi konkret yang melibatkan stimulus pengurutan di sepanjang dimensi kuantitatif (seperti panjang). Contoh : seoprang guru meletakkan delapan batang lidi dengan panjang yang berbeda-beda secara acak di atas meja. Guru kemudian meminta murid untuk mengurutkan batang itu berdasarkan panjangnya. Pemikir operasional konkret dapat secara bersamaan memahami bahwa setiap batang harus lebih panjang dari batang sebelumnya atau batang sesudahnya harus lebih pendek dari sebelumnya.
Aspek lain dari penalaran tentang hubungan antar kelas adalah transivity yaitu kemampuan untuk mengombinasikan hubungan sceara logis untuk memahami kesimpulan tertentu. Misalnya, dalam kasus batang lidi tadi, tiga batang (A, B, dan C) berbeda panjangnya. A adalah yang paling panjang, B panjangnya menengah, dan C adalah yang paling pendek. Si anak memahami bahwa jika A>b, dan B>C, maka A>C ? menurut Piaget, pemikir konkret operasional bisa memahaminya.

(d). Tahap Operasional Formal (usia 7 – 15 tahun)
Pada tahap ini, individu sudah mulai memikirkan pengalaman di luar pengalaman konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis. Pemikir operasional konkret perlu melihat elemen konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa jika A = B dan B = C, maka A = C. Sebaliknya, pemikir operasional formal dapat memecahkan persoalan ini walau problem ini hanya disajikan secara verbal.
Selain memiliki kemampuan abstraksi, pemikir operasional formal juga punya kemampuan untuk melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan. Pemikir idealis ini bisa menjadi fantasi atau khayalan. Banyak remaja tak sabar terhadap cita-cita mereka sendiri. Mereka juga tidak sabar menghadapi problem untuk mewujudkan cita-citanya itu. Egosentrisme juga muncul dalam masa remaja. Egosentrisme masa remaja (adolescent egocentrism) adalah kesadaran diri yang tinggi yang tercermin dalam keyakinan remaja bahwa orang lain tertarik pada dirinya sebagaimana dia tertarik pada dirinya sendiri. Egosentrisme remaja juga mencakup perasaan bahwa dirinya adalah unik atau berbeda dari orang lain. Contoh : “semua orang disini melihatku karena rambutku ini tak bisa diatur”, lalu dia lari ke ruang rias untuk menyemprotnya dengan hairspray.

Sumber :

Gtedler, Margaret. E., 2011., Learning and instruction, teori dan aplikasi. Jakarta: Kencana
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa, Atlantic City - MapYRO
    Property 동해 출장마사지 LocationWith 남원 출장마사지 a stay at Borgata Hotel 공주 출장마사지 Casino & Spa, you'll be convenient to Senator Frank S. Farley Jr.'s car 과천 출장마사지 park 광주 출장안마 at the Borgata Hotel Casino

    BalasHapus