I. LATAR BELAKANG
Eysenk mengkritik teori psikoanalisis yang
dia rasa pengukurannya kurang akurat untuk konsep psikologis. Jadi dalam
menyusun teori sifat, Eysenck mencoba melakukan pengukuran perbedaan individu
yang lebih akurat. Pengukuran itu untuk mengidentifikasikan asumsi dasar-dasar
biologis dari sifat. Teori kepribadian Eysenck menekankan komponen
hereditas dan lingkungan. Eysenck percaya bahwa taksonomi atau klasifikasi
tingkah laku dapat menentukan kepribadian dan analisis factor adalah alat yang
tepat untuk menentukannya.
II. Definisi Kepribadian
Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat
kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Dia juga
berpendapat bahwa semua tingkah-laku dipelajari dari lingkungan.
Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual
maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan
lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi
fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku; sektor
kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif
(temperament), sektor somatik (fisiologis dan fungsi otak).
III.
Struktur Kepribadian
Kepribadian menurut Eysenck memiliki empat
tingkatan hirarkis, mulai dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah :
tipe – traits – habit – respon spesifik.
Hirarki
tertinggi: Tipe,
kumpulan dari trait.
Hirarki
kedua: Trait, kumpulan
kegiatan, kumpulan respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan
tertentu.
Hirarki
ketiga: Habitual Response, kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon
spesifik, respons yang berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi
atau situasi yang sejenis.
Hirarki
terendah: Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati, yang
berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Contohnya
:
Pandangan
Eysenck berhubungan dengan Hipocrates dan Gallen yang membagi empat tipe
kepribadian dasar :
·
Tinggi N dan Rendah E : tipe
Melankolis
·
Tinggi N dan Tinggi E : tipe Koleris
·
Rendah N dan Tinggi E : tipe
Sanguinis
·
Rendah N dan Rendah E : tipe Plegmatis
Ada
tiga dimensi kepribadian menurut Eysenk, yaitu Ekstraversion (E), Neuroticism
(N), dan Psikoticism (P). Menurutnya nuerotisme dan psikotisme itu bukan sifat
patologis. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian.
Semuanya bersifat bipolar; Ektraversion - Introversion, Neuroticism -
Emosional Stability, dan Psychoticism - Impulse Control. Dan orang
yang memiliki skor tinggi pada tiga dimensi tersebut memiliki kecenderungan
melakukan kriminalitas. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu
mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah
polarisasi. Masing-masing dimensi saling bertentangan dan merupakan tipe dari
kumpulan 9 trait, jadi semuanya ada 27 trait.
EKSTRAVERSION (E)
Penyebab utama perbedaan antara ekstraversion dan introversion adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi.
EKSTRAVERSION (E)
Trait
Ektraversion
|
Trait
Introversion
|
sociable,
lively, active, assertive, sensation seeking, carefree, dominance, surgent,
ventureso
|
tidak sosial,
pendiam, pasif, ragu, banyak pikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut,
tertutup, damai, tenang, dan terkontrol
|
Penyebab utama perbedaan antara ekstraversion dan introversion adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi.
Ektraversion
|
Introversion
|
CAL-nya rendah
|
CAL-nya tinggi
|
Membutuhkan banyak ransangan untuk megaktifkan
korteksnya
|
Membutuhkan sedikit ransangan untuk mengaktifkan
korteksnya
|
Suka ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas
|
Menarik diri, menghindari situasi ramai, situasi
yang menyebabkan ketegangan terlalu tinggi, aktifitas yang menantang,
memimpin suatu perkumpulan, dan melakukan keisengan.
|
NEUROTICISM (N)
Trait
dari neurotisisme adalah: anxious, depressed, guild feeling, low self esteem,
tension, irrational, shy, moody, emotional. Dasar biologis dari neuroticism
adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS = Autonomic Nervous
System). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan
wajar sekalipun sudah merespon secara emosional jadi gampang mengalami gangguan
neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi bisa digabung dalam hubungan CAL dan
ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang
dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya.
Subyek
|
Dimensi
|
CAL
|
ANS
|
Simptom
|
(A)
|
Introver-Neurotik
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Gangguan
psikis tingkat pertama
|
(B)
|
Ekstraver-Neurotik
|
Rendah
|
Tinggi
|
Gangguan
psikis tingkat kedua
|
(C)
|
Introver-Stabilita
|
Tinggi
|
Rendah
|
Normal
introvers
|
(D)
|
Ekstravers-Stabilitas
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal
ekstravers
|
Keterangan
:
A adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme).
Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif,
disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first kind).
B adalah orang ekstravers-neurotik. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal,
atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind).
C adalah orang normal yang introvers; tenang, berpikir mendalam, dapat
dipercaya.
D adalah orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senang bicara/bergaul.
PSYCHOTICISM (P)
Skor Psychoticism Tinggi
|
Skor Psychoticism Rendah
|
egosentris, dingin, tidak mudah menyesuaikan diri,
impulsive, kejam, agresif, curiga, psikopatik dan anti sosial
|
baik hati, hangat, penuh perhaitan, akrab, tenang,
sangat sosial, empatik, kooperatif, dan sabar
|
Seperti
ekstraversion dan neuroticism, psychoticism mempunyai unsur genetik yang besar.
Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan
hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan. Dan pria memilki skor yang leboh
besar dibanding wanita dalam dimensi psikotisme karena hormon progesteron pria
lebih besar daripada wanita.
IV. INTERVENSI
Selain menekankan pentingnya faktor-faktor
genetik, Eysenck juga mendukung terapi perilaku, atau pengobatan perilaku
abnormal sesuai dengan prinsip- prinsip teori belajar. Secara logikanya, jika
tingkah laku itu diperoleh dari belajar, tingkah laku itu juga bisa dihilangkan
dengan belajar. Eysenck memilih model terapi tingkah laku dalam mengubah
tingkah laku maladaptif.
V. PERAN UTAMA HEREDITAS
Eysenk juga meneliti perbandingan antara
kembar identik (monozyzot) dan fraternal (dizygot). Hasilnya kembar identik
lebih mirip kepribadiannya daripada kembar fraternal, bahkan ketika anak kembar
identik tinggal bersama orangtua yang berbeda.
Penelitian tentang anak adopsi juga menunjukkan bahwa kepribadian mereka lebih
mirip dengan orangtua biologisnya daripada orangtua adopsi mereka, walaupun
mereka tidak mengenal orangtua biologis mereka.
VI. ASSESMENT
Ada empat inventori yang dipakai untuk
melakukan penelitian atau untuk memahami klien.
1. Maudley
Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan korelasi antara keduanya.
2. Eysenck
Personality Inventory (EPI), Alat tes ini memiliki skala kebohongan (lie-L)
untuk mendeteksi kepura-puraan (faking) yang terpenting dalam tes ini yaitu
untuk mengukur ekstraversi dan neurotisme secara independen dengan korelasi yang
hampir nol antara E dan N.
3. Eysenck
Personality Questionnair (EPQ), mengukur E, N, P, (merupakan revisi dari EPI,
tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan). Memasukan
skala psikotik.
4. Eysenck
Personality Questionnair-Revised (EPQ-R) revisi dari EPQ. Mempunyai versi
dewasa dan anak-anak.
Terima kasih sharing ilmunya
BalasHapus