SEJARAH BLENDED LEARNING
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer,
walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya
pembelajaran awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan
pebelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak.
Pada saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran
mengkombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun terminologi
blended learning muncul setelah berkembangkanya teknologi informasi sehingga
sumber dapat diakses oleh pebelajar secara offline maupun online. Saat ini,
pembelajaran berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran
tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi
komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning).
Bersin (2004) menggambarkan sejarah blended learning yang berkembang di
dunia pada awalnya juga seperti yang dilakukan pada lembaga pendidikan yaitu
sumber belajar utama adalah pelatih/fasilitator. Dengan ditemukannya teknologi
komputer, pelatihan dilakukan menggunakan mainframe based yang dapat melakukan
kegiatan pelatihan secara individual tidak bergantung pada waktu dan materi
yang sama (tidak sinkron). Perkembangan berikutnya pembelajaran yang tetap
menggunakan basis komputer tetapi daya jangkaunya menjadi lebih luas melintasi
pulau dan benua karena perkembangan teknologi satelit. Demikian pula, isi
pelatihan dilakukan pengebarannya melalui CD ROM dan internet. Saat ini
pelatihan menggabungkan semua itu agar pembelajaran menjadi lebih efektif,
efisien dengan konsep kombinasi (blended).
Blended learning terdiri dari 2 suku kata yang berasal dari bahasa
inggris, yaitu blended dan learning. Blended merupakan
campuran dan kombinasi yang baik, sedangkan learning merupakan
pembelajaran. Blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan
pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis.
Para peneliti Russell T. Osguthorpe dan Charles R. Graham dari Brigham
Young University menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga lingkungan yang
lingkungan belajar yang efektif dicampur:
- Online dan tatap muka kegiatan belajar
- Online dan tatap muka siswa
- Instruktur online dan tatap muka
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BLENDED
LEARNING
• Pembelajaran terjadi
secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat
saling melengkapi.
• Pembelajaran lebih
efektif dan efisien
• Meningkatkan
aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar semakin mudah
dalam mengakses materi pembelajaran.
Kekurangan blended learning :
• Media yang
dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
• Tidak meratanya
fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal
dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan
kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri
via online.
• Kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
• Tidak meratanya
fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet
Tujuan Blended Learning :
• Membantu pemelajar
untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar
dan preferensi dalam belajar.
• Menyediakan peluang
yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran secara
mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
• Peningkatan
penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik
dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk
melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online
memeberikan pemelajar. Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan
konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja
selama pemelajar memiliki akses internet.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar