Welcome Comments Pictures

Jumat, 11 Mei 2012

TESTIMONI TENTANG BLENDED LEARNING


TESTIMONI

Tanggapan positif :
Blended learning bagus si buat kita yang butuh pencerahan metode belajar dan bagi kita yang malas baca buku karena liat tebalnya aja udah males. Jadi, dengan sistem blended learning ini kita bisa lebih rajin buat cari-cari informasi karena udah sekalian kita terhubung ke internet, jadi sekalian aja cari bahan materi yang akan dibahas tanpa buka-buka buku lagi. Menurut saya blended learning tadi juga udah merupakan metode yang menarik. Kalau untuk pemula dan masih pertama kali belajar metode blended learning tadi saat perkuliahan bisa dijadikan pengalaman yang menarik karena kita dapat belajar tanpa membuka buku dan tidak ada rasa bosan.


Tanggapan negatif :
            Blended learning emang bagus sih, tapi mungkin kalau dalam kondisi sekarang ini, agak susah karena masih susahnya connect ke internet, sedangkan kalau mau blended learning kan diskusinya online, pasti ada kemungkinan kalau salah satu anggota kelompok yang terhambat koneksi internetnya. Karena itulah blended learning masih kurang lancar untuk sekarang ini khususnya tadi saat perkuliahan karena jujur saja tadi laptop saja mengalami gangguan koneksi ke internet jadi proses diskusi sedikit terhambat. Tapi alhamdulillah diskusi masih bisa dilaksanakan sampai selesai.

Kamis, 10 Mei 2012

RESUME BLENDED LEARNING

SEJARAH BLENDED LEARNING
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya pembelajaran awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan pebelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengkombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun terminologi blended learning muncul setelah berkembangkanya teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh pebelajar secara offline maupun online. Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning).
Bersin (2004) menggambarkan sejarah blended learning yang berkembang di dunia pada awalnya juga seperti yang dilakukan pada lembaga pendidikan yaitu sumber belajar utama adalah pelatih/fasilitator. Dengan ditemukannya teknologi komputer, pelatihan dilakukan menggunakan mainframe based yang dapat melakukan kegiatan pelatihan secara individual tidak bergantung pada waktu dan materi yang sama (tidak sinkron). Perkembangan berikutnya pembelajaran yang tetap menggunakan basis komputer tetapi daya jangkaunya menjadi lebih luas melintasi pulau dan benua karena perkembangan teknologi satelit. Demikian pula, isi pelatihan dilakukan pengebarannya melalui CD ROM dan internet. Saat ini pelatihan menggabungkan semua itu agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dengan konsep kombinasi (blended).

PENGERTIAN BLENDED LEARNING
Blended learning terdiri dari 2 suku kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu blended dan learning. Blended merupakan campuran dan kombinasi yang baik, sedangkan learning merupakan pembelajaran. Blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis.
Para peneliti Russell T. Osguthorpe dan Charles R. Graham dari Brigham Young University menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga lingkungan yang lingkungan belajar yang efektif dicampur:
  1. Online dan tatap muka kegiatan belajar
  2. Online dan tatap muka siswa
  3. Instruktur online dan tatap muka

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BLENDED LEARNING
Kelebihan blended learning :
• Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
• Pembelajaran lebih efektif dan efisien
• Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.


Kekurangan blended learning :
• Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
• Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet

Tujuan Blended Learning :
• Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
• Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
• Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memeberikan pemelajar. Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama pemelajar memiliki akses internet.

SUMBER :

Jumat, 04 Mei 2012

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Menurut Sunan & Rizzo (1979), Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki perbedaan dalam beberapa dimensi penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka adalahyang secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan / kebutuhan dan potensinya secara maksimal sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga kerja professional.
*gifted disebut anak berkebutuhan khusus karena dia butuh penanganan secara khusus dalam pendidikannya karena kalau kita masukan ke sekolah normal, dia akan bermasalah. Karena sebenarnya dia memiliki potensi yang besar.
Menurut Mangunsong (2009), ABK sebagai anak yang membutuhkan pendidikan dan layanna khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya.
Perbedaannya meliputi : ciri-ciri mental, kemampuan sendorik, fisik dan neuromuscular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi ataupun kombinasi 2 atau lebih dari berbagai hal tersebut.
Kombinasi 2 hal tersebut dinamakan double handicap
Kombinasi 3 hal tersebut dinamakan multi handicap

Istilah yang berkaitan dengan ABK :
1.     Disability : berkurangnya atau hilangnya fungsi organ atau bagian tubuh tertentu. Disebut juga “impairment”.
Contoh : low vision, dimana kalau membaca bisanya dengan jarak dekat dan tulisan besar. Kerusakan fungsi pendengaran.
2.    Handicap : masalah atau dampak dari kerusakan (disability atau impairment) yang dialami oleh individu ketika berinteraksi dengan lingkungan.
Contoh : orang tuna netra yang tidak bisa melihat, akan sulit berjalan di lingkungan yang dia ga kenal.
3.   At Risk : anak yang meskipun tidak teridentifikasikn memilki kerusakan namun berpeluang mengalamihambatan atau masalah tertentu.
Contoh : seseorang yang tidak memilki gangguan tapi dia mengalami kesulitan salm belajar.

Pendidikan khusus / laur biasa yang di desain khusus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan itu untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki. Contohnya anak autis yang ringan masih mau memotret-motret, nah potensi itulah yang dioptimalkan.
Tujuan utamanya : menemukan dan menitikberatkan kemampuan siswa berkebutuhan khusus.

Tujuan Pendidikan Khusus :
1.     Untuk mengembangkan kehidupan anak didik & siswa sebagai pribadi
2.    Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai anggota masyarakat
3.    Mempersiapkan siswa untuk dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja
4.    Mempersiapkan anak didik dan siswa untuk megikuti pendidikan lanjutan

Model Penyelenggaraan Pendidikan ABK
1.     Segregasi : Anak berkebutuhan khusus belajar dalam lingkungan yang berisi anak-anak berkebutuhan khusus juga
·         Jenis : TKLB, SDLB, SMPLB, SMLB
·         Kelemahan :
ü  Sering fokus pada apa yang tidak dapart dilakukan anak sehingga dapat menimbulkan masalah konsep diri
ü  Anak cenderung terisolasi sehingga kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar tentang perilaku dalam keterampilan yang tepat

    2. Integrasi : anak berkebutuhan khusus diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak normal di sekolah reguler.
      ·         Bentuknya :
ü  Integrasi dalam acara-acara tertentu
ü  Berada dalam satu kompleks sekolah namun dengan gedung dan jadwal berbeda
ü  Jam istirahatnya sama tapi tidak begitu berinteraksi

     3.    Inklusi : penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler.

Diagnosa dan Pelebelan Keluarbiasaan:
·         Dampak positif : memungkinkan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat dari lingkungan
·      Dampak negatif : dapat membuat lingkungan memandang anak secara negatif, begitu juga dengan dirinya.

Bentuk dan Jenis PALB
·         Bentuk pendidikan khusus
a.    SLB :
ü  TKLB
ü  SDLB
ü  SLTPLB
ü  SMLB
               b.    Sekolah inklusi (UU sisdiknas 2003), biasanya untuk sekolah anak berbakat

·         Jenis SLB
     a.    SLB A : untuk tuna netra
Persyaratan : keterangan dari dokter mata, umur sebaiknya 3-7 tahun dan tidak lebih dari 14 tahun.

b.    SLB B : untuk tuna rungu
Persyaratan : keterangan dari dokter THT, umur sebaiknya 5-11 tahun.

c.    SLB C : untuk tuna grahita IQ 50 – 75, untuk mampu didik
      C1: untuk tuna grahita IQ 25 – 50, untuk mampu latih
Persyaratan : keterangan IQ dari psikolog, keterangan dari sekolah terakhir dan umur sebaiknya 5,5 – 11 tahun.

d.    SLB D : untuk tuna daksa dengan IQ normal
      D1 : untuk tuna daksa dengan IQ ˂ normal : daoble handicap
Persyaratan : keterangan dokter umum, ortopedi, dan syaraf dan keteranagn psikolog, umur 3 – 9 tahun.

e.    SLB E : untuk tuna laras
Persyaratan : anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan, umur 6 – 18 tahun.

f.    SLB G : untuk tuna ganda
Persyaratan : keterangan dari dokter dan psikolog

PENDIDIKAN DI SLB A

1. Bagaimana pendidikan di SLB A?

Jawab :
Pendidikan do SLB A berbentuk segregasi, dimana anak-anak tuna netra dipisahkan dengan anak-anak normal. Strategi pembelajaran pada anak-anak tuna netra pada dasarnya sama dengan strategi pembelajaran bagi anak awas, hanya saja dalam pelaksanaannya diperlukan modifikasi sehingga materi yng disampaikan dapat ditangkap oleh anak tuna netra melalui indera-indera yang masih berfungsi.
Dalam pembelajaran anak tuna netra terdapat prinsi-prinsip yang harus diperhatikan antara lain, prinsip : individual, pengalaman penginderaan yang nyata dan aktivitas mandiri.
Media pembelajaran yang digunakan berupa berupa alat bantu pembelajaran, seperti :
·         Alat bantu menulis huruf braille (reglet, pen dan mesin ketik braille)
·         Alat bantu membaca huruf braille (papan huruf, optacon)
·         Alat bantu berhitung (cubaritma, sempoa, speech, kalkulator)
·         Alat abntu yang bersifat audio (tape recorder)
Evaluasi belajar pada anak tuna netra pada dasarnya sama dengan anak awas (normal), namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes dan teknik pelaksanaan tes. Materi tes atau pertanyaan yang diajukan kepada anak tuna netra tidak mengandung unsur-unsur persepsi visual, soal hendaknya diberikan dalam huruf braille.

2. Seandainya kalian adalah psikolog di seolah SLB A, apa yang akan kalian lakukan dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus itu?

Jawab :
·     Mengukur sejauh mana kemampuan inteligensi anak tuna netratersebut sehingga mengetahui potensi dan kekurangan/hambatan yang dimiliki serta mengetahui apa yang dibutuhkan anak tersebut dalam proses pembelajaran.
·      Memberi saran kepada pihak sekolah untuk memberikan peluang kerja sesuai dengan bakat dan minat yang dapat mereka kembangkan di sekolah
·        Menyarankan metode pembelajaran kepada sekolah untuk menekankan pada alat indera lainnya yaitu indera peraba dan pendengar serta metode pembelajaran dengan mengembangkan bakat keterampilan yang akan memacu mereka lebih berkembang dan maju.
·         Memberikan motivasi kepada mereka agar mereka tidak merasa minder, namun menjadi percaya diri dengan apa yang mereka punya.
·         Memberikan bimbingan konseling saat mereka mengalami masalah dengan anak lainnya.